Ah, sekarang tentang apa?
Haruskah bercerita tentang lelaki yang dulu pernah ku cintai sepenuh hati? Yang dulu tak bisa bersama karena tradisi adat di kampung halaman? Dan menceritakan kelemahan ketika tak berani menghadapi resiko. Itu sudah cerita lama, dan aku pernah memutuskan untuk tidak mengulang cerita itu lagi bersama nya.
Pernah berkata demikian pada lelaki itu “suatu saat ketika aku/kau melihat aku/kau bersanding di pelaminan dengan lelaki/wanita lain, di situ aku/kau akan tersenyum manis dan saling memandang berkata di dalam hati bahwa ini adalah akhir cinta kita”. Tampaknya itu akan terjadi sesegera mungkin, lelaki itu akan bersanding dengan wanitanya tapi bukan aku, dan ini lah akhir cerita cinta itu. Bahwa aku bukan lah jodoh yang di takdirkan Tuhan untuk lelaki itu.
Tapi percaya pasti Tuhan punya seorang lelaki berbeda bukan lelaki itu yang menjadi jodohku. Mudah-mudahan aku pun mencintainya seperti aku mencintai lelaki itu dulu.