Rabu, 25 April 2012

aku adalah orang Batak


Aku adalah orang Batak, lebih tepatnya batak karo (ada loh salah satu suku dibatak). Ada yang namanya adat/ tradisi di suku orang Karo dan aku sejak lahir sudah terjebak di dalam tradisi itu. Aku dilahirkan dikeluarga bapak barus dan ibu tarigan (marga yang dianut orang tuaku) dan keluargaku sangat besar (khususnya keluarga ibuku). Besar maksudnya adalah keturunan nenek dari nenenkku masih sangat dekat semuanya mengenal satu sama lain. Kalau boleh jujur itu sangat menyusahkanku hungga saat ini (aku sudah kuliah saat ini)….

ouh iya foto diatas waktu aku latihan nari karo (kiri : k'sri, kanan : aku), tu yg di leher salah satu selendang dari karo (namanya 'uis nipes')

Yang pertama, dari aku kecil ibuku selalu memberi tahu setiap orang yang datang kerumah harus dipanggil sesuai dengan tutur. Tutur adalah salah satu kaedah yang harus di ketahui orang karo agar dapat berkomunikasi dengan baik terhadap yang lebih tua atau sebaliknya. “ini mama tuamu, atau ini bibik tuamu, atau ini mamimu, atau ini kilamu, atau dll lah”. ‘Mama’ misalnya adalah panggilanku terhadap saudara laki-lakinya ibuku dan ‘mami’ adalah istrinya. Cukup sampai disitu rumit kan???? Dan kalian tahu? Aku dari kecil merasakan kerumitan itu..


Masih yang pertama, Di rumah aku selalu bermain dengan abang ke dua ku. Namanya Canon tapi aku sering memanggilnya dengan sebutan ‘Comeng’. Ketika ibuku ada, aku sering tidak bisa memanggilnya dengan sebutan itu, karena ibuku pasti memarahiku. Dia bilang “ngga boleh begitu manggil turangnya”. Sedikit aku perlu jelaskan lagi bahwa ‘turang’ adalah panggilan terhadap saudara perempuan ke saudara laki-lakinya atau berguna juga terhadap sebaliknya.

sampai sni dulu aja,,, masih bakal dilanjutkan kok,, heheh